A. Simbah Canggah MUHAMMAD ALI
Menurut catatan yang ada, Simbah Muhammad Ali adalah putra dari Mbah
ABDULLAH KUNCIR (menurut KH. AbduLlah Manshur Mutih Kulon yang dimaksud Kuncir adalah dukuh Kuncir Demak) .
"Simbah Muhammad Ali itu bersaudara dengan Mbah Ahmad Damarjati yang dimakamkan di belakang masjid Batursari (haulnya tiap bulan Shafar) dan keduanya adalah pengikut Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh tentara Belanda keduanya kemudian menetap di Jepara, Mbah Ali di Saripan dan Mbah Ahmad di Damarjati Kalinyamatan ", begitu menurut dawuh KH. Miftah Abu Karangrandu.
Simbah M. Ali meninggal di atas kapal saat perjalanan pulang dari menunaikan ibadah haji dan kemudian dimakamkan di laut.
Mbah Ali mempunyai 13 orang anak dari 4 orang isteri, yaitu ;
a. Mbah Da'imah, 7 anak.
b. Mbah Fathimah, 3 anak.
c. Mbah Salamah, 1 anak.
d. Mbah Shofiyah, 2 anak.
B. Simbah Buyut THOHIR BIN MUHAMMAD ALI
Beliau adalah putra ke-5 Mbah Muhammad Ali dari isteri Mbah Da'imah. Beliau menikah dengan
Ummi Kultsum binti Muhammad Syamsuri bin Thayyib bin Muhammad Tasmin Kedungcumpleng (sekarang Kedungsari- Ngroto Mayong).
Isteri Mbah Thohir, Ummi Kultsum adalah juga cicit dari Simbah Surgi Nawawi Kedungombo Mayong, karena Mbah Muhammad Syamsuri menikah dengan Fathimah binti Muhammad Ayyub bin Surgi Nawawi.
Beliau tinggal di desa Pecangaan (kampung pasar sebelah timur-), kemudian beliau hijrah ke desa Tedunan atas permintaan salahsatu sesepuh desa Tedunan saat itu yang bernama Mbah Kromoyoso bin Singomerto bin Sabidin untuk mengajarkan agama islam.
Mbah Thohir meninggal sekitar tahun 1940 an(?) dan dimakamkan di pemakaman Trengguli desa Sendang Kalinyamatan karena saat itu pemakaman desa Tedunan tergenang banjir. Beliau mempunyai 4 orang anak; AbduLlah Khozin, Ahmadi, Mahin dan Jamil.
C. Simbah Raka ABDULLAH KHOZIN BIN THOHIR
Putra pertama Mbah Thohir ini lahir di Pecangaan sekitar tahun 1900an (?) dan menikah sekitar th. 1343 H/ 1925 M (dengan melihat tahun kelahiran anak pertama, Fathimah tahun 1344 H / 1926 M) dengan Mbah
Musyrifah binti HasbuLlah (Modin Toloksono)Tedunan. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai 5 anak;
Fathimah, Ahid, Ali Sumuwi, Multazam dan
Mudzakkir.
Kemudian setelah Mbah Musyrifah meninggal (makam Tedunan) beliau menikah lagi pada hari Jum'at, 17 Jumadil Akhir 1379 H/ 18 Agustus 1959 M. dengan Mbah
Musyarofah binti H. Shofwan Bangsri (adik seibu Mbah Zumrotun, isteri Syaikh AbduLlah Hadziq Balekambang-) seorang janda beranak satu bernama Sholihah yang kemudian dinikahkan dengan putranya sendiri, Multazam.
Setelah sakit beberapa hari akhirnya Mbah Khozin meninggal dunia di RS. Sultan Agung Semarang pada hari Jum'at Wage bulan Rabi'ul Awwal (1981 M) dan dimakamkan di sebelah utara makam Mbah Thohir di pemakaman Trengguli desa Sendang Kalinyamatan karena saat itu pemakaman desa Tedunan tergenang banjir seperti saat meninggalnya Mbah Thohir.
D. Rama MUDZAKKIR BIN ABDULLAH KHOZIN
Putra ke-5 Mbah Khozin dari isteri
Musyrifah ini lahir pada hari Senin tanggal 3 Dzul Qa'dah 1354 H/ 1936 M. Beliau menikah dengan
Sir'ah binti Ja'far Shadiq bin Jamal. Dari jalur ibu, Sir'ah juga masih cicit canggah dari Mbah Sabidin (Sir'ah binti Maryamah binti Kromoyoso bin Singomertho bin Sabidin) yang merupakan kakek buyut mbah Musyrifah (isteri pertama Mbah Khozin) dari jalur ibu juga (Musyrifah binti Sardinah binti Asy'ari bin Sabidin). Beliau nyantri di dua pesantren; pertama di Kajen Pati dan kemudian diteruskan di pesantren Bendo Kediri.