Ditulis oleh : Kharor Abdillah
"Karantina Wilayah. Karantina iku aran anyaré pingitan. Pingitan iku tegeseé ngeker sawiji perkoro soko liyané, lan kang luwih wigati iku sejatiné mingit ati soko rerudone angkoro, mingit lathi soko ucap saru lan olo", kata nenek pada Ngatno yang sedang jaga portal desa.
"Apa maksudnya?", tanya Andreas, teman Ngatno dari NTT setelah si nenek pergi.
"Karantina Wilayah. Karantina itu istilah baru dari pingitan. Pingitan itu artinya mengisolasi sesuatu dari yang lain, dan yang lebih penting sebenarnya adalah menahan hati dari godaan angkara, menahan mulut dari ucapan kotor dan jelek", jawab Ngatno pada Andreas.
"I don't know. What does it mean?", tanya Paul, teman bule Ngatno.
"Mmm..Regional Quarantine. Mmm.. Quarantine is a new term from 'pingitan'. Mmm... 'Pingitan' means to isolate something from the others,.... mmmm... and what is more important is actually holding your heart, ...mmmm... from the temptations of fear, ... mmmm... holding your mouth from dirty and ugly speech", ucap Ngatno dengan terbata-bata dan penuh 'am em am em'.
"Good.. good..", balas Paul sambil manggut-manggut.
"Bijak sekali nasehat nenek tadi", ucap Andreas sambil terus memandang si nenek yang semakin jauh masuk gang kampung.
"Dia itu Mbah Sripah, perempuan shalehah yang sangat senang memberikan nasehat-nasehat spiritualnya pada siapa saja yang ditemui, kata Ngatno memperkenalkan si nenek pada temannya", Andreas.
"Grandmother Slivah?", tanya Paul yang memahami bahwa si nenek itu namanya Sripah.
"Yes, Sripah", ucap Andreas mengiyakan.
"Kemarin juga aku dikasih tahu olehnya kalau sebenarnya karantina, beliau menyebutnya 'pingitan', itu tradisi Nabi dan orang-orang shaleh sejak dahulu, ucap Ngatno.
"Benarkah,?" tanya Andreas penasaran.
"Ya. Kanjeng Nabi saw. sebelum diberi wahyu terlebih dahulu dikarantina di goa Hira beberapa hari lamanya, Kanjeng Syekh Abd. Qadir Jaelani dikarantina tiga tahun oleh gurunya, Nabi Khidhir as., juga Kanjeng Sunan Kalijaga dikarantina oleh gurunya, Sunan Bonang, Sunan Geseng dikarantina oleh gurunya, Sunan Kalijaga, dan masih banyak lagi", jawab Ngatno.
"Oh, jadi tidak baru-baru ini setelah ada pandemi Covid 19?," tanya Andreas.
"Ya tidak, istilahnya saja yang baru. Kalau Kanjeng Nabi di goa Hira atau yang dilakukan para Wali itu disebut Khalwah, kalau orang jawa nyebutnya Thopo (bertapa)", jawab Ngatno.