MATA RANTAI TOKOH AGAMA DESA TEDUNAN
Konon, demi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat desa Tedunan yang lebih baik dalam memahami agama islam, maka sekitar tahun 1900-an Mbah KROMOYOSO bin Singomerto bin Sabidin seorang tokoh desa saat itu sengaja mengundang Kiyai THOHIR dari desa Pecangaan Kulon untuk bersedia tinggal di desa Tedunan. Ia hibahkan sebidang tanah (utara masjid) sebagai tempat tinggal Kiyai Thohir beserta istrinya Ummi Kultsum yang masih berdarah keturunan dari seorang WaliyyuLlah yang bernama simbah Muhammad Tasmin Kedungcumpleng (sekarang Kedungsari) Ngroto Mayong dan Mbah Surgi Nawawi Kedungombo Mayong. Kiyai Thohir sendiri adalah putra dari ulama Jepara Kiyai Muhammad Ali bin AbduLlah Kuncir Demak.
Setelah menetap di desa yang masuk wilayah kecamatan Kedung Jepara, mulailah sang kiyai yang lahir sekitar tahun 1870-an itu mengabdi kepada masyarakat, mulai dari mengajar Alqur'an, ilmu agama, imam serta khotib masjid sampai memimpin acara selamatan dll. Kiyai Thohir menetap di Tedunan bersama isteri dan 4 putranya, mereka adalah ; AbduLlah Khozin, Ahmadi, Mahin dan Jamil.
Selanjutnya setelah kiyai Thohir meninggal sekitar tahun 1940-an dan dimakamkan di makam Trengguli desa Sendang Kalinyamatan Jepara (karena bertepatan dengan banjir yang menenggelamkan area makam desa-), perjuangannya dilanjutkan oleh dua orang putranya, yaitu Kiyai ABDULLAH KHOZIN dan Kiyai AHMADI.
Simbah Kiyai ABDULLAH KHOZIN yang menikah dengan keponakan Mbah Kromoyoso, yaitu Musyrifah binti HasbuLlah / Modin Toloksono akhirnya hijrah agak kesebelah timur dan mendirikan pondok wetan (sekarang musholla al-Mubarok, Rt.03 Rw.01).
Sedangkan Kiyai AHMADI menikah dengan cucu Mbah Kromoyoso, yaitu Zanaihah binti Ja'far Shodiq (mantan lurah-) dan meneruskan tugas imam Rowatib Kiyai Thohir di Masjid al-Ittihad.
Kurun itu juga, murid-murid Kiyai Thohir juga ikut andil mensyi'arkan islam dengan mendirikan musholla-musholla di wilayahnya masing-masing, yaitu Kiyai MUHTADI ALI dengan mendirikan pondok kulon (sekarang musholla Roudlotul Muttaqin, Rt.01, Rw. 04) dan Kiyai ABDUL HANNAN dengan mendirikan pondok lor (sekarang musholla Safinatun Najah Rt.02, Rw.02).
Pada periode kiyai Khozin inilah di desa Tedunan berdiri madrasah formal (diniyyah-) pertama untuk anak-anak warga desa Tedunan dan sekitarnya yang kemudian menjadi bibit berdirinya yayasan Tasymirusy Syubban (sekarang mengelola Madrasah Diniyyah Awwaliyyah, Tsanawiyyah dan Aliyah-).
Dari dua istri beliau, Musyrifah dan Musyarrofah kiyai AbduLlah Khozin mempunyai beberapa putra, antara lain Ali Sumuwi, Multazam, Mudzakkir dan Zubairi AbdiLlah.
Sepeninggal Kiyai Ahmadi, perjuangan dan tugas imam rowatib Masjid al-Ittihad digantikan oleh keponakannya, yaitu Kiyai ALI SUMUWI bin AbduLlah Khozin dan dibantu oleh saudara iparnya, yaitu Kiyai ABDUL WAHID (w.2008) bin Jamil (mantan lurah-).
Saat banjir melanda desa tedunan tahun 1981, pada hari Jum'at Wage bulan Rabi'ul Awal kiyai AbduLlah Khozin wafat dan dimakamkan dekat dengan makam ayahnya di desa Sendang Kalinyamatan Jepara. Selanjutnya tugas imam rawatib dan perjuangannya diteruskan oleh 2 putranya, kiyai MUDZAKKIR (menikah dengan cucu Mbah Kromoyoso, Sir'ah) dan kiyai ZUBAIRI (menikah dengan cucu Kiyai Ahmadi, Malihatun).
Estafet perjuangan kiyai Muhtadi Ali setelah meninggal pada tahun 1994, perjuangan beliau diteruskan oleh menantunya, kiyai AHMAD FAIQ YÂSIIN al-Hafidz dari desa Surodadi (w. 2021) dan dibantu kiyai IRFAN (w. 2012). Sedangkan pondok lor selanjutnya di teruskan oleh kiyai MAHFUDZ setelah ayahnya, kiyai Abd.Hannan meninggal.
Begitu juga kiyai Ali Sumuwi, sepeninggalnya tugas dan perjuangannya dilanjutkan oleh 2 menantunya, yaitu kiyai NURUL HALIM al-Hafidz (dari desa Sowan Lor-) dan kiyai ABD. ROQIB (dari desa Ngasem-).
Pada tahun 1990-an cucu kiyai Abdul Hannan, kiyai SAMLAWI mendirikan musholla Al-Muhajirin diwilayah paling timur (Rt.01/01). Dan karena kiyai Samlawi sementara hijrah ke Kalimantan, maka tugasnya sekarang digantikan oleh adik iparnya, kiyai NASHIRIN al-Hafidz (dari desa Kaliombo-).
Terakhir pada tahun 2014 diwilayah Rt.03/03 berdiri musholla Nurul Ikhlas, yang diasuh oleh Kiyai Modin SUKARDI.
---------------
(ditulis bulan Desember 2015 untuk memperingati khaul Kiyai AbduLlah Khozin yang ke-34 ).