___________________________
Meski sudah hampir 3 bulan SMP Negeri Kampung Rejo diliburkan sebagaimana sekolah yang lain karena pandemi Covid 19, namun Ngatno tetap melaksanakan tugasnya sebagai 'Pak Bon' atau penjaga sekolah seperti biasanya. Pagi sebelum pukul 07.00 dia sudah datang membuka pintu semua ruang kelas dan membersihkan apa saja yang perlu dibersihkan. Mulai menyapu lantai kelas dan ruang guru, membersihkan kaca hingga kamar kecil dan halaman sekolah. jika dirasa sudah cukup maka ia tutup kembali pintu-pintu ruang kelas lalu pulang.
"Pak dhe, kapan sekolah masuk lagi?", tanya Dul yang kebetulan pagi itu main ke sekolah karena rindu ruang kelasnya.
"Belum tahu, Nang.. nunggu kebijakan pemerintah", ucap Ngatno sambil membersihkan halaman sekolah.
"Bosen terus-terusan di rumah, pakde.. kurang asyik", kata Dul sambil ikut mencabuti rumput yang tumbuh di sela-sela paving.
"Ya tidak apa-apa, belajarlah menikmati apa yang 'tersuguhkan' agar hidup kamu selalu asyik", jawab Ngatno.
"Kangen pacarku, Wati, pakde..., kangen wanginya Bu Ambar, kangen serunya jam kosong, KANGEN suasana SEKOLAH ", lanjut Dul dengan sedikit murung.
"Ya, pakde mengerti, tapi kegiatan sekolah itu ada yg ngatur, ada sopirnya, dan sopir itu selalu punya pertimbangan sendiri untuk keselamatan penumpangnya", jawab Ngatno.
"Kan, masih ada sekolah 'daring' (dalam Jaringan)", lanjut Ngatno.
"Iya, sih... tapi kurang asyik, pakde", jawab Dul.
"Kapan sih Corona ini rampung, pakde?", tanya Dul sambil menatap pakdenya.
"Nanti kalau ketemu coba tak tanya ", jawab Ngatno tanpa melihat Dul.
"Mengapa sih, meski tidak ada kegaitan di sekolah ini pakde Ngatno mesti repot-repot bersih-bersih sekolah?", tanya Dul.
"Hhhh... Karena kebersihan bagian dariiiii...", ucap Ngatno.
"...imaaan", sambung Dul mendahului Ngatno.
"Pintar kamu ternyata", puji Ngatno sambil meletakkan sapu lalu mendekati Dul.
"Pakde tetap mengerjakan semua ini biar di sekolah ini tetap ada aktifitas manusia, biar sekolahan ini tidak 'suwung'", lanjut Ngatno sambil duduk di dekat Dul.
"Memang kenapa kalau 'suwung', pakde?, tanya Dul.
"Kalau suwung nanti banyak 'lelembut' atau jin yang pindah kesini, karena kata Syekh jika suatu bangunan itu sepi dari aktifitas manusia terlalu lama, maka jin atau lelembut akan menghuninya", jelas Ngatno.
"Wah, serem juga pakde, kalau sampai gedung sekolah ini di ambil alih bangsa lelembut. Nanti kalau ada yg kesurupan kan anak-anak pada takut," ucap Dul sambil memegangi tangan Ngatno.
"Karena itulah tiap hari pakde masih tetap beraktifitas di sekolah ini, dan tidak lupa juga ngopi di sini, hhhh...", ujar Ngatno sambil ketawa.
"Kopi? Ada korelasinya juga pakde?", tanya Dul.
"Oh, ada. Saat ngopi di warung saya, Syekh pernah bercerita bahwa Habib Abu Bakar al-Atthas berkata, kalau tempat atau rumah yang biasa ditinggalkan dalam keadaan suwung (kosong) itu akan ditempati oleh jin. Dan tempat atau rumah yang biasa dihidangkan kopi itu jin tidak akan menempati dan mengganggu", jawab Syekh (lihat Kitab Tadzkirul Mushthafa hal.117).
"Wah, tambah ilmu lagi. Suwun, Pakde", ucap Dul, siswa dan ketua kelas VIIIB SMP Negeri Kampung Rejo yang selalu jadi andalan bu Ambar setiap ada lomba Matematika.